Selasa, 27 Agustus 2013



Pupus Raga, Hilang Nyawa

Napak tilas para pahlawan bangsa
Berkibar dalam syair sang saka
Berkobar dalam puisi Indonesia
Untuk meraih cita-cita merdeka

Napak tilas anak bangsa
Bersatu dalam semangat jiwa
Bergema di jagad nusantara
Untuk meraih prestasi dan karya

MERDEKA…!
Kata yang penuh dengan makna
Bertahta dalam raga pejuang bangsa
Bermandikan darah dan air mata

MERDEKA…!
Perjuangan tanpa pamrih untuk republik tercinta
menggelora di garis khatulistiwa
Memberi kejayaan bangsa sepanjang masa

MERDEKA…!
Harta yang tak ternilai harganya
Menjadi pemicu pemimpin bangsa
Untuk tampil di era dunia

Bambu Runcing

Mengapa kau bawa padaku
Moncong bayonet dan sangkur terhunus
Padahal aku hanya ingin merdeka
Dan membiarkan nyiur-nyiur derita
Musnah di tepian langit

Karena kau memaksaku
Bertahan atau mati
Dengan mengirim ratusan bom
Yang kau ledakkan di kepalaku
Terpaksa aku membela diri
Pesawat militermu jatuh
Ditusuk bambu runcing
Dan semangat perbudakanmu runtuh
Kandas di batu-batu cadas
Kota surabaya yang panas!

Untukmu Pahlawan Indonesiaku

Demi negeri
Kau korbankan waktumu
Demi bangsa
Rela kau taruhkan nyawamu
Maut menghadang didepan
Kau bilang itu hiburan

Nampak raut wajahmu
Tak segelintir rasa takut
Semangat membara dijiwamu
Taklukkan mereka penghalang negeri

Hari-harimu diwarnai
Pembunuhan, pembantaian
Dihiasi bunga-bunga api
Mengalir sungai darah disekitarmu
Bahkan tak jarang mata air darah itu
Muncul dari tubuhmu
Namun tak dapat
Runtuhkan tebing semangat juangmu

Bambu runcing yang setia menemanimu
Kaki telanjang tak beralas
Pakaian dengan seribu wangi
Basah dibadan kering dibadan
Kini menghantarkan indonesia
Kedalam istana kemerdekaan

Untuk Pahlawan Negeriku
Untuk negeriku…
Hancur lebir tulang belulangku
Berlumur darah sekujur tubuh
Bermandi keringat penyejuk hati

Kurela demi tanah air negeriku
Sangsaka merah berani
Putih suci
Melambai-lambai ditiup angin
Air mata bercucuran, menganjungkan doa
Untuk pahlawan negeri
Berpijak berdebu pasir
Berderai kasih hanya untuk pahlawan jagad raya
Hanya jasamu bisa kulihat
Hanya jasamu bisa kukenang
Tubuhmu hancur hilang entah kemana
Demi darahmu ….
Demi tulangmu ..
Aku perjuangkan negeriku ini, Indonesia.


sumber : http://materilengkap.blogspot.com/2013/08/kumpulan-puisi-hari-kemerdekaan-terbaik.html

Jumat, 02 Agustus 2013

Bicaralah

bila kau marah dan diam
aku tak tahu alasannya
sama seperti aku mengharap upeti
dimasa ini
bila kau inginkan sesuatu bicaralah agar ku tahu,,,
bila kau diam
sama perti aku bayangkan mawar diartara ilalang
hanya satu yang ku pinta,dinda
bicaralah,,
karna aku manusia biasa
bukan hujan yang bisa kau pinta
lalu turun dan menyejukan hatimu
begitu pula aku tak bisa membaca matamu
mengapa kau diam membisu ?…

Inilah Masa Debit Nafasku

Cipt : Ika A. Indraswari

Gemerlap cahaya bintang, Hanya seperti titik-titik asa
Kelam anganku yang tak terujung
Pada harapan-harapan manis dunia ini
Malam yang tiba
Hanya mampu kelamkan
Bertubi-tubi pedihku
Lalu ku harus seperti apa ?
Menghilang dari jeritan tak menentu ini
Sulitku pergi dari kenyataan, Sesulitku relakan kau pergi berhiung-hiung
Kembara sampai benar jauh dari pijakanku
Udara dingin malam
Bisakah kau bekukan air mataku
Jadi tak hanya bisa mampumu untuk menyerikan rusukku karena suhu bekumu
Apa lagi yang bisa buat aku ?
Semua keadaan berkesempatan tuk memilukan hatiku
Selalu haus dan ingin biarkan ku menangis
Lalu berkomat-kamit aku ingin aku ingin
Nanti juga tak akan terundang bagi pemilik nama keajaiban
Bertalu-talu puing-puing
Segala rasaku bahagia, haru, simpati
Hilang lalu kembara, Datang juga seperti bara
Mengapa hanya ? Mengapa hanya di dalam hatiku?
Disisakan rasa sesal, amarah, pahit
Ini akan pasti menenggelamkanku
Hanyut pada samudera yang tertindis pada karam-karam kejam dan dihembus-hembus ombak nakal.
Saat mataku ini melihat
Kau yang asik terbang dengan kebahagiaan
Saat itu juga aku kehilangan separuh nyawaku
Bergobang-gobang menghayatku
Ku benar tenggelam olehkan samudera yang luas
Sampai ku tak temu tepi
Ditindas karam-karam kejam
Dihembus-hembus olehkan ombak-ombak nakal
INI MASA DEBIT NAFASKU…..
?

Memulai Perubahan


Memulai Perubahan
Cipt :Citra Suryaningrum

Ku hanya diam…
Diam mengikuti waktu yang terus berjalan…
Mengikuti lekuk wadah yang tengadah…
Mengikuti desiran angin yang berhembus…
Tapi.,
Kini semuanya berubah…
Aku tak dapat hanya diam saja…
Selama cahaya masih terang…
Selama jalan masih berliku…
Semakin banyak pula rintangan yang kan menghadang…
Kini ku terus berjalan…
Berjalan, walau terkadang ku harus berlari…
Tanpa arah dan tujuan…
Ku tak pernah putus asa tuk mencari…
Mencari dan terus mencari…
Tanpa lelah ku terus mencari…
Walau harus ku lewati jurang yang terjal…
Ataupun harus menaiki tebing yang amat tinggi…
Tak ada kata menyerah…
Masa depan jauh lebih berat…
Masa depan adalah tantangan yang harus dihadapi dengan sebuah tekat dan keberanian diri…

Selasa, 30 Juli 2013

Puisi Nasehat



Puisi Nasehat

Tak Ada Yang Sendiri
John Jilid Satu

kadang seseorang lupa,
bahwa guna bibir bukan hanya untuk bicara,
tapi juga untuk bercerita.
kadang orang tak sadar,
bahwa telinganya tidak mendengar
ada orang lain yang ingin mendengar.

kadang egois itu adalah bentuk pesimistis.
kadang pesimis itu bertopeng egoistis.
seperti ibukota yang indah,
pinggirannya penuh sampah.
seperti kerasnya sebuah tawa,
ada air dimatanya.

egois itu adalah penulis yang pesimis,
ia bercerita tawa hingga tangis
tapi hanya untuk didengarkan,
bukan untuk diberi tanggapan.

pesimis itu adalah cerita realistis,
yang disimpan dalam bibir yang tertutup
yang tak ingin membuka lebar indera pendengar.
yang hanya perputar putar dalam lingkaran perasaan.
yang berenang riang di kedalaman hati sendiri.

pesimis itu tak berkaca,
bahwa bumi memiliki laut untuk langit,
bahwa langit punya hujan untuk bumi,
bahwa dikedalaman laut,ada ikan yang mengagumi langit,
bahwa di ketinggian langit,ada matahari mencintai bumi.
bahwa matahari dibutuhkan bulan,
bahwa bulan disenangi banyak bintang,
bahwa bintang dinatikan malam kelam,
bahwa malam dirindukan sang siang,
bahwa siang ditunggu makhluk tuhan,
bahwa setiap nafas ada banyak cinta bedo'a,
bahwa setiap orang ada cinta disekitarnya,
bahwa hidup ini tidak sendiri,
bahkan matipun masih dipegang malaikat dan tuhan.