Selasa, 30 Juli 2013

Puisi Nasehat



Puisi Nasehat

Tak Ada Yang Sendiri
John Jilid Satu

kadang seseorang lupa,
bahwa guna bibir bukan hanya untuk bicara,
tapi juga untuk bercerita.
kadang orang tak sadar,
bahwa telinganya tidak mendengar
ada orang lain yang ingin mendengar.

kadang egois itu adalah bentuk pesimistis.
kadang pesimis itu bertopeng egoistis.
seperti ibukota yang indah,
pinggirannya penuh sampah.
seperti kerasnya sebuah tawa,
ada air dimatanya.

egois itu adalah penulis yang pesimis,
ia bercerita tawa hingga tangis
tapi hanya untuk didengarkan,
bukan untuk diberi tanggapan.

pesimis itu adalah cerita realistis,
yang disimpan dalam bibir yang tertutup
yang tak ingin membuka lebar indera pendengar.
yang hanya perputar putar dalam lingkaran perasaan.
yang berenang riang di kedalaman hati sendiri.

pesimis itu tak berkaca,
bahwa bumi memiliki laut untuk langit,
bahwa langit punya hujan untuk bumi,
bahwa dikedalaman laut,ada ikan yang mengagumi langit,
bahwa di ketinggian langit,ada matahari mencintai bumi.
bahwa matahari dibutuhkan bulan,
bahwa bulan disenangi banyak bintang,
bahwa bintang dinatikan malam kelam,
bahwa malam dirindukan sang siang,
bahwa siang ditunggu makhluk tuhan,
bahwa setiap nafas ada banyak cinta bedo'a,
bahwa setiap orang ada cinta disekitarnya,
bahwa hidup ini tidak sendiri,
bahkan matipun masih dipegang malaikat dan tuhan.